Skip to main content

Subjective

There's no way to approach anything in an objective way. We're completely subjective; our view of the world is completely controlled by who we are as human beings, as men or women, by our age, our history, our profession, by the state of the world.
-Charlie Kaufman-

Subjektif. yaaa semua orang itu pada dasarnya subjektif pandangan dan pemikirannya. tidak ada satupun manusia yang netral. Kata Mba Senja Yustitia sih gitu dan aku juga sependapat sama Dosen favoritku yang satu ini. selalu bisa menarik perhatianku saat dia ngajar, selalu saja ada hal baru yang aku dapetin saat keluar dari kelasnya.
Disaat banyak yang ga suka perbedaan dan menganggap apa-apa tuh harus sependapat dan digeneralisasi kadang dari cara halus sampe terkesan memaksa pun dilakukan. menurutku sih, justru lebih indah jika bisa hidup damai ditengah-tengah perbedaan, bukannya malah merubah perbedaan menjadi suatu kesamaan.
Perbedaan bukan untuk dihakimi, sejatinya perbedaan itu untuk dihargai. Coba bayangkan kalo semua manusia itu sama didunia ini, apakah lebih indah ? tentu tidak kan. Nah, namun mindset manusia pada umumnya lebih menghargai kesamaan dan sulit memahami perbedaan. Makanya orang yang unik seringkali dibilang aneh,gila,absurd sama orang-orang yang memuja kesamaan. Jika bisa hidup ditengah perbedaan , maka hidup bisa lebih berwarna, menjadi tahu banyaknya paradigma, sudut pandang, keunikan dan goal nya adalah bisa saling menghargai perbedaan masing-masing individu. Menjadi lebih menghargai setiap momen,setiap aspek dalam hidup dan kehidupan ini. Sehingga menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.
Namun demikian bukan berarti tidak boleh objektif, kadang objektif diperlukan seperti dalam hal kompromi ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, adat-istiadat, dalam organisasi dan lain lain.
Bagian terpenting adalah gimana caranya sebisa mungkin menjadi pribadi yang fleksibel disegala kondisi dan tau kapan harus mengeluarkan sudut pandangnya yang subjektif dan kapan harus berperan objektif.
Ini pendapat, pengalaman dan hal-hal yang aku dapet dari observasi sehari-hari. So what is yours ? What do you think about subjective ?

Comments

Popular posts from this blog

I Am A Multipotentialite

"Multipotentialites don’t quit when things get hard. They quit when things become too easy. " — Emilie Wapnick By the way, aku suka banget sama quote diatas. Bukan cuma sekedar suka aja sih tapi emang ngegambarin hidup aku dan apa yang aku rasain belakangan ini. Terlebih saat mencari jati diri, ehehe  Aku suka bingung gitu sih. kapan sih ya bisa bikin online shop yang konsisten kaya temen-temenku, kapan bisa buka cafe, kapan bisa bikin komunitas, kapan bisa kerja disini ato disitu. kadang ngeliat temen-temen yang udah sukses dan konsisten sama pilihannya gitu ya pengen juga sih kaya mereka. but, wait! I'm not her, him or them. Selain emang dikeluargaku punya prinsip "timing orang tuh beda-beda, saat kuliah ya kuliah jangan kerja, karena kemungkinan besar nanti aku engga bakal  bisa konsisten kalo kerja sambil kuliah gitu," dilain sisi ada titik baliknya dimana aku muak buat mikirin orang lain. Disitulah aku mulai meningkatkan intensitas berkaryaku. Hey thi

Mudik Lebaran

Kali ini mudiknya ga sendirian,barengan anton.temen SMA ku dulu dan temen kampusnya juga...yahh jadi ga bosen deh nungguin di ruang transit,jadi ada temen ngobrol deh :) perjalanan dari jogja - jakarta - padang lancar sih trus pas nyampe di Padang di jemput sama temen SMA juga,Agung n Yogi kebetulan nyampe nya sore jadi yah jjs muter-muter Kota Padang dulu deh sama mereka.Nah,malemnya langsung berangkat ke Kerinci,my hometown.tapi di perjalanan agak sesek sih soalnya si Anton mabok darat hhihii nyampe di rumah langsung tepar deh.. terus hari-hariku di Kerinci yahh merangkap menjadi babysitter dadakan,soalnya pas beberapa hari stelah nyampe di Kerinci,lahirlah ponakan baru,Alhamdulillah cowok,namanya Muhammad Jerash Aufar,ganteng sendiri dianya soalnya eemang dua ponakanku sebelumnya tuh cewek, masih apada kecil-kecil semua,yang paling gede aja baru umur 2 tahun.tapi kadang tingkah mereka tuh bener-bener ngegemesin,lucu,kadang bikin kesel juga but i enjoy it :) terus juga ketemu tem

Budaya Visual

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang tinggi, emang udah jadi cita-cita dari jaman remaja.  Gatau kenapa aku kepo banget anaknya soal ilmu, apalagi ilmu baru atau menyangkut budaya dan bahasa yang baru ku kenal.  Flashback lagi ke 20 tahunan yang lalu (jaman SD), suka banget Bahasa Inggris sampe les sana sini. Over excited anaknya. Namanya dikampung, baru ada Bahasa Inggris aja, ya paling sama Bahasa Arab mgkn kalo SD IT. Terus beranjak remaja, sekolah didepan SMA (tempat Apak ngajar waktu itu) cuma 1 tahun, krn ngerasa mampu bersaing di Ibukota (Masih Kabupaten waktu itu), akhirnya minta pindah lah ke salah satu SMP terbaik disana. Jauuuh dari rumah, Apak Amak ngelarang diawal. Tapi akhirnya luluh juga setelah Aku bikin tulisan berlembar2 bilang pengen “pendidikan terbaik” buat aku. Set daaah anak ingusan sok2an tau yang terbaik buat dia wkwkwk🤣🤣 And then SMP SMA di Ibukota, sampe akhirnya kelas 2 itu kenal majalah Aneka Yess! Haha baru kepo banget lah sama dunia luar, Jakarta tuh